Negara OPEC dan Sekutunya Kurangi Produksi hingga Tahun Depan untuk Naikkan Harga Minyak

Avatar photo

- Pewarta

Senin, 3 Juni 2024 - 22:03 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

OPEC+ akan menggelar pertemuan tingkat menteri berikutnya pada Desember mendatang. (Dok. Dip.or.id)

OPEC+ akan menggelar pertemuan tingkat menteri berikutnya pada Desember mendatang. (Dok. Dip.or.id)

MINERGI.COM – Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, memutuskan mendongkrak harga minyak.

Dengan cara memperpanjang pemangkasan produksi minyak saat ini setidaknya hingga kuartal ketiga (Q3) 2024.

OPEC+ akan memperpanjang kuota produksi tahun ini untuk para anggotanya hingga 2024,

Pernyataan itu disampaikan usai pertemuan virtual para menteri perminyakan dan energi OPEC+.

Kuota tersebut termasuk pemangkasan 2 juta barel per hari (barrels per day/bpd) dari target produksi resmi yang awalnya disepakati pada akhir 2022.

Sementara kuota produksi 2025 untuk negara-negara OPEC+ sebagian besar masih tetap sama dengan 2024.

OPEC+ pada Minggu (2/6/2024) sepakat untuk menaikkan batas produksi minyak Uni Emirat Arab sebanyak 300.000 barel per hari menjadi 3,519 juta barel per hari, menurut pernyataan itu.

Pernyataan terpisah juga dirilis di situs web OPEC oleh delapan negara OPEC+, yaitu Arab Saudi, Rusia, Irak, Uni Emirat Arab, Kuwait, Kazakhstan, Aljazair, dan Oman.

Bahwa mereka akan memperpanjang pemangkasan produksi sukarela sebesar 1,65 juta barel per hari hingga akhir 2025.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Pemangkasan secara sukarela tersebut pertama kali diumumkan pada April 2023.

Delapan negara itu juga akan memperpanjang pemangkasan produksi sukarela sebesar 2,2 juta barel per hari.

Yang awalnya diumumkan pada November 2023, hingga akhir September 2024.

Bagian dari pemangkasan produksi sukarela ini akan “dihapuskan secara bertahap setiap bulan hingga akhir September 2025 guna mendukung stabilitas pasar.”

Namun, “peningkatan bulanan tersebut dapat dihentikan sementara atau dibatalkan, bergantung pada kondisi pasar,” menurut pernyataan tersebut.

Pengumuman pemangkasan produksi sukarela ini dibuat setelah para menteri perminyakan dari delapan negara tersebut bertemu secara langsung di Riyadh di sela-sela pertemuan tingkat menteri OPEC+ yang lebih luas.

Pemangkasan produksi sukarela itu dikurangi dari kuota produksi masing-masing negara yang ditetapkan oleh OPEC+.

Harga minyak Brent, acuan minyak mentah internasional, telah berada sedikit di atas 80 dolar AS (1 dolar AS = Rp16.253) per barel.

Selama beberapa pekan terakhir di tengah ketidakpastian ekonomi global, tingginya tingkat suku bunga, dan meningkatnya suplai dari para produsen di luar OPEC+.”

Dalam pernyataan yang dirilis pada Minggu itu, OPEC mengatakan bahwa OPEC+ telah membuat berbagai keputusan terbaru.

Untuk “mencapai dan menjaga stabilitas pasar minyak, serta untuk memberikan panduan jangka panjang dan transparansi bagi pasar.

Dan mengimplementasikannya dengan mengikuti pendekatan yang berhati-hati, proaktif, dan bersifat antisipatif.”

Meski harga minyak mereda, OPEC berupaya mempertahankan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global yang kuat.

Sebesar 2,2 juta barel per hari untuk 2024 dan 1,8 juta barel per hari untuk 2025 dalam laporan pasar terbarunya.

Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.

OPEC+ akan menggelar pertemuan tingkat menteri berikutnya pada Desember mendatang.***

Berita Terkait

Mulai 10 April 2025, Tiongkok Kenakan Tarif Tambahan 34 Persen untuk Semua Produk dari AS
Ini Ancaman yang Disampaikan Amerika Serikat kepada Negara-negara yang Terdampak Tarif Impor Baru
Pekerja Pembersihan Terpapar Radiasi Tinggi dan Stres, 14 Tahun Pascaledakan PLTN Fukushima
Ladang Minyak dan Gas di Weizhou Ditemukan Perusahaan Minyak Raksasa Tiongkok CNOOC
Presiden AS Donald Trump Beri Waktu Satu Bulan, Chevron Diminta Hentikan Operasi Bisnisnya di Venezuela
Bantah Tudingan Sekongkol dengan Organisasi Kejahatan, Presiden Meksiko akan Balas AS Soal Tarif
Untuk Pertama Kali, Produksi Minyak Mentah dan Gas Alam Tiongkok Lampaui 400 Juta Ton Setara Minyak
Azerbaijan Airlines Bawa Terbang 69 Penumpang Jatuh di Dekat Kota Aktau, Penyebabnya Masih Simpang Siur
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 5 April 2025 - 11:46 WIB

Mulai 10 April 2025, Tiongkok Kenakan Tarif Tambahan 34 Persen untuk Semua Produk dari AS

Kamis, 3 April 2025 - 15:45 WIB

Ini Ancaman yang Disampaikan Amerika Serikat kepada Negara-negara yang Terdampak Tarif Impor Baru

Rabu, 12 Maret 2025 - 11:18 WIB

Pekerja Pembersihan Terpapar Radiasi Tinggi dan Stres, 14 Tahun Pascaledakan PLTN Fukushima

Sabtu, 8 Maret 2025 - 11:59 WIB

Ladang Minyak dan Gas di Weizhou Ditemukan Perusahaan Minyak Raksasa Tiongkok CNOOC

Kamis, 6 Maret 2025 - 09:17 WIB

Presiden AS Donald Trump Beri Waktu Satu Bulan, Chevron Diminta Hentikan Operasi Bisnisnya di Venezuela

Senin, 3 Februari 2025 - 09:07 WIB

Bantah Tudingan Sekongkol dengan Organisasi Kejahatan, Presiden Meksiko akan Balas AS Soal Tarif

Rabu, 29 Januari 2025 - 10:40 WIB

Untuk Pertama Kali, Produksi Minyak Mentah dan Gas Alam Tiongkok Lampaui 400 Juta Ton Setara Minyak

Kamis, 26 Desember 2024 - 14:30 WIB

Azerbaijan Airlines Bawa Terbang 69 Penumpang Jatuh di Dekat Kota Aktau, Penyebabnya Masih Simpang Siur

Berita Terbaru