MINERGI.COM – Kelapa sawit dinilai sebagai komoditas yang paling siap mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon di sektor industri tahun 2050.
Program Sawit Indonesia Emas 2045 telah diarahkan untuk meniadakan emisi karbon pada industri sawit nasional.
Direktur Industri Hasil Laut dan Perkebunan, Ditjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Setiadi Diarta menyatakan dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (24/7/2024).
Dia memberikan sambutan pada 2nd Technology and Talent Palm Oil Mill Indonesian (2nd TPOMI S2024) di Bandung,
Baca Juga:
Cek Potensi Bahan Makan Bergizi Gratis, Prabowo Subianto Kunjungi Tambak Ikan Nila Salin di Karawang
“Kata kuncinya adalah pengembangan sektor industri yang berkelanjutan (sustainable).”
“Dan mampu tertelusur (treaceable) sebagai prasyarat penerimaan produk hilir kelapa sawit di pasar global,” katanya
Saat ini, Kemenperin sedang menyusun Peta Jalan (Roadmap) Sawit Indonesia Emas 2045.
Diharapkan pada 2045 dapat tercapai postur industri kelapa sawit hulu hingga hilir yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Di Provinsi Kalimantan Barat; Partai Demokrat Raih Kemenangan di 9 dari Total 14 Kabupaten dan Kota
Bahlil Lahadalia Tanggapi Isu Soal Perusahaan Minyak Dunia Shell akan Tutup Bisnis SPBU di Indonesia
Dan sejalan dengan ultimate goals pertumbuhan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan, dan inklusif.
Menurut Setiadi nilai ekonomi sektor kelapa sawit hulu – hilir nasional mencapai lebih dari Rp750 triliun per tahun.
Setara dengan 3,5 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional tahun 2023 yang mencapai Rp20.892 triliun.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian 2006-2010 Achmad Mangga Barani menambahkan seiring dengan perkembangan sektor hulu, pabrik kelapa sawit telah berkembang dengan pesat.
Baca Juga:
Warganet Sambut Presiden Prabowo Subianto Kembali ke Tanah Air dengan Berbagai Harapan Positif
Kasus Polisi Tembak Polisi, Walhi Sebut Kerap Kali Pelaku Kejahatan Ligkungan Punya Power yang Kuat
Terutama dengan berkembangnya digitalisasi dan Artificial Intelligence (AI), yang didukung ilmu komputer.
Maka pabrik kelapa sawit di dunia pun berkembang dengan menghasilkan produksi yang lebih bernilai dan tentu saja lebih efisien.
“Perkembangan teknologi pabrik kelapa sawit di Indonesia pun tidak boleh stagnan namun harus mengikuti kondisi saat ini,” ujar Ketua Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB) itu.
Terkait dengan perkembangan teknologi yang makin maju maka acara ini bertujuan untuk mendiskusikan dan mengenalkan teknologi praktis yang telah dikembangkan oleh praktisi di dalam negeri maupun di luar negeri,” katanya.
Teknologi pabrik kelapa sawit yang baik, lanjutnya, yakni yang efisien dan meminimalkan dalam prosesing lost, dapat meminimalkan kehilangan minyak.
Sementara Ketua Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI) Tatang Hernas Soerawidjaja menyatakan produksi minyak sawit mentah (CPO) sekarang ini menggunakan teknologi yang berumur sudah lebih dari 100 tahun.
Produksi minyak sawit mentah (CPO) yang dipraktekkan oleh pabrik-pabrik kelapa sawit (PKS)
masih boros penggunaan air dan boros sumber energi.
“Teknologi produksi minyak sawit mentah yang kian hemat air dan hemat energi perlu dikembangkan.”
“Meminimalkan volume limbah cair yang harus diolah maupun penggunaan biomassa non-minyak yang terkandung di dalam tandan buah segar kelapa sawit,” katanya.
Terkait hal itu , Plt Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga menyatakan teknologi pengolahan TBS harus diubah dari “wet-process” ke “dry-process” atau tanpa steam perlu dijalankan.
Agar Emisi GRK rendah kandungan Phyton trients didalam minyak tinggi dan tidak terjadi pencemaran lingkungan dari Limbah Cair (No POME).
Sementara itu Ketua bidang Perkebunan Kelapa Sawit Praktisi Profesional Perkebunan Indonesia (PKS P3PI) Posma Sinurat menyatakan 2nd TPOMI 2024 yang digelar 18-19 Juli lalu merupakan acara pameran dan konferensi yang kedua kalinya menghadirkan inovasi terbaru teknologi dan talent untuk kelapa sawit.
Dikatakannya kegiatan yang didukung Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) tersebut sangat relevan sekali dengan tantangan dan konflik dihadapi dalam industri sawit pada saat ini.
“Kegiatan ini menjadi ajang untuk menunjukkan teknologi terbaru PKS seperti peningkatan rendemen.”
“Baik lewat teknologi baru dan perbaikan manajemen, juga penyelesuaian sumber daya manusia atau talent di PKS,” ujar Ketua Panitia kegiatan tersebut.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Kongsinews.com dan Infoemiten.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Kabarkalbar.com dan Surabaya24jam.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.