MINERGI.COM – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina menghadapi tantangan ketahanan energi nasional.
Sebab diprediksi permintaan akan kebutuhan energi fosil terus meningkat hingga 2050 walaupun terdapat perubahan komposisi bauran energi.
Peningkatan persentase penggunaan gas sebagai energi fosil yang bersih akan semakin meningkat.
Hal ini menunjukkan bahwa gas sebagai energi transisi berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri.
Baca Juga:
Kemendag Undang Distributor Bahas Kenaikan Harga Minyak Goreng Rakyat MinyaKita di Atas HET
Menghadapi era energi transisi melalui strategi dekarbonisasi secara berkelanjutan sebagai upaya menjawab peluang dengan menjalankan green operation.
Corporate Secretary PHE, Arya Dwi Paramita menyqmpaikan hal tersebut di Bandung, Jawa Barat, Selasa (4/6/2024)
Baca artikel lainnya, di sini: Tak Berpotensi Tsunami, Gempa Kekuatan Magnitute 6,2 Guncang Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh
“Kami menyadari bahwa saat ini industri hulu migas harus bisa menjawab peluang dengan menjalankan green operation sebagai bagian dari green strategy perusahaan.”
Baca Juga:
Prabowo Subianto Hadiri Pertemuan Pimpinan Negara G20 di Brasil, Disambut Hangat Presiden Brasil
Risiko Geopolitik dan Perlambatan Perekonomian Tiongkok Bayangi Pertumbuhan Ekonomi Global Saat Ini
Bisa Turunkan Harga Rumah untuk Masyarakat, Penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
“PHE mempunyai strategi energi transisi berupa gas transition, decarbonization, serta potential new business carbon capture storage (CCS) dan carbon capture utilization & storage (CCUS),” terang Arya.
Baca artikel lainnya, di sini: OJK Gelar Prakonvensi RSKKNI Pembiayaan: Meningkatkan Kualitas SDM dengan Standar Kompetensi
Menjawab kebutuhan energi transisi, PHE menjalankan berbagai project untuk mengembangkan gas.
Salah satunya adalah Jambaran- Tiung Biru (JTB) yang berada di wilayah kerja Zona 12 Regional Indonesia Timur.
“Saat ini JTB berhasil mencatat capaian produksi full capacity 192 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari) dengan stabil untuk jangka waktu yang panjang,” ujar dia.
Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas, Nyimas Fauziah Rikani menjelaskan mengenai perkembangan industri migas saat ini.
Industri hulu migas mempunyai peran yang penting sebagai sumber penerimaan negara.
“Kami mempunyai strategi utama untuk mencapai target produksi nasional 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2033,” terang Nyimas Rikani.
Sejalan dengan hal tersebut, Arya juga menjelaskan pencapaian PHE sepanjang 2023.
PHE berhasil mencatatkan produksi minyak sebesar 566 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2.766 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) sehingga produksi migas sebesar 1.044 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD).
Angka capaian ini, kata dia, juga mencatatkan peningkatan produksi gas sebesar 5,4 persen dari 2022. Seluruh pencapaian tersebut didukung seluruh entitas afiliasi PHE.
Yaitu regional Sumatera, regional Jawa, regional Kalimantan, regional Indonesia Timur, regional Internasional, Elnusa, Badak LNG, dan Pertamina Drilling Service Indonesia.
“PHE juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran 20 sumur eksplorasi, 799 sumur pengembangan, 837 workover dan 32.624 well services.
Selain itu, PHE juga mencatatkan survei Seismik 3D sepanjang 1.512 km2,” beber dia.
Baca juga: PHE catatkan pertumbuhan produksi 8 persen dalam 10 tahun terakhir
Di bidang Environment, Social, Governance (ESG), PHE sukses mendapatkan rating sebesar 22.5 per April 2024 atau medium risk setelah melalui proses assesment dari lembaga rating internasional, Sustainalytics.
PHE akan terus berinvestasi dalam pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG dan telah terdaftar dalam United Nations Global Compact (UNGC) sebagai member sejak Juni 2022.
“Pada tahun 2023, PHE juga mengimplementasikan teknologi CCUS di lapangan Pertamina EP Sukowati Field, Bojonegoro, Jawa Timur.”
“Yang ditandai dengan peresmian injeksi perdana CO2 ke lapangan Sukowati dengan menggunakan metode Huff & Puff,” jelas dia.
PHE berkomitmen pada Sepuluh Prinsip Universal atau Ten Principles dari UNGC dalam strategi dan operasionalnya, sebagai bagian penerapan aspek ESG.
Mendukung aspek Governance, PHE juga senantiasa berkomitmen Zero Tolerance on Bribery dengan memastikan pencegahan atas fraud dilakukan dan memastikan perusahaan bersih dari penyuapan.
“Salah satunya dengan implementasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah terstandard ISO 37001:2016,” ucap dia.
PHE terus mengembangkan pengelolaan operasi yang prudent dan excellent di dalam dan luar negeri secara profesional.
Untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia yang Environmental Friendly, Socially Responsible dan Good Governance.***
Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Businesstoday.id dan Infoesdm.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media ekonomi & bisnis lainnya, dapat menghubungi Rilisbisnis.com.
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai perkembangan dunia politik, hukum, dan nasional melalui Hello.id