MINERGI.COM – BASF dan Eramet pembatalan rencana investasi pemurnian nikel pada Proyek Sonic Bay di Maluku Utara.
Rencananya perusahaan tersebut akan investasi dalam proyek senilai 2,6 miliar dolar AS, pengembangan investasi.
Khususnya di sektor hilirisasi baterai kendaraan listrik masih sangat potensial di pasar domestik.
Pihak Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memberikan penjelasan.
Baca Juga:
Cek Potensi Bahan Makan Bergizi Gratis, Prabowo Subianto Kunjungi Tambak Ikan Nila Salin di Karawang
Pembatalan bisnis itu merupakan keputusan bisnis yang dilakukan oleh BASF dan Eramet.
Alasan Pembatalan Investssi BASF dan Eramet
Pembatalan berdasarkan pada perubahan kondisi pasar nikel, kususnya yang menjadi suplai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Sehingga, perusahaan ini memutuskan tidak ada lagi kebutuhan untuk melakukan investasi suplai material baterai kendaraan listrik.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan hal itu di Jakarta, Kamis (27/4/2024).
Baca Juga:
Di Provinsi Kalimantan Barat; Partai Demokrat Raih Kemenangan di 9 dari Total 14 Kabupaten dan Kota
Bahlil Lahadalia Tanggapi Isu Soal Perusahaan Minyak Dunia Shell akan Tutup Bisnis SPBU di Indonesia
“Kami dari awal terus mengawal rencana investasi ini. Namun pada perjalanannya, perusahaan beralih fokus.”
“Sehingga pada akhirnya mengeluarkan keputusan bisnis membatalkan rencana investasi proyek Sonic Bay ini,” katanya.
Tak Pengaruhi Minat Investor untuk Investasi di Indonesia
Nurul Ichwan menyatakan pembatalan rencana investasi pemurnian nikel oleh BASF dan Eramet tidak berpengaruh terhadap investasi.
menurutnya beberapa proyek hilirisasi di tanah air sudah memasuki tahapan realisasi.
Baca Juga:
Warganet Sambut Presiden Prabowo Subianto Kembali ke Tanah Air dengan Berbagai Harapan Positif
Kasus Polisi Tembak Polisi, Walhi Sebut Kerap Kali Pelaku Kejahatan Ligkungan Punya Power yang Kuat
Seperti halnya smelter tembaga terbesar di dunia milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur yang resmi beroperasi mulai 27 Juni 2024.
Selanjutnya produksi massal baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia yang akan dilakukan oleh PT Hyundai LG Indonesia (HLI) Green Power.
Proyek berlokasi di Karawang, Jawa Barat pada Juli 2024, erta akan diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Hilirisasi Eekosistem Baterai Kedaraan Listrik Sangat Potensial
“Kami melihat hilirisasi untuk ekosistem baterai kendaraan listrik masih sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia.”
“Apalagi, baru-baru saja Indonesia mendapat peringkat 27 pada World Competitiveness Ranking (WCR) 2024. Top 3 terbaik di wilayah ASEAN,” kata dia.
Dirinya menjelaskan, kebijakan hilirisasi Indonesia masih memiliki daya tarik tinggi di mata para investor asing.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Harianinvestor.com dan Infobumn.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Fokussiber.com dan Hallonesia.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.