MINERGI.COM – Potensi panas bumi di Indonesia untuk sementara ini diperhitungkan sebesar sekitar 24 GW, namun saat ini telah dimanfaatkan sekitar 10%.
Dengan demikian peluang untuk menggarap Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) masih terbuka lebar.
Peneliti dari Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi Badan Riset dan Inovasi Indonesia (BRIN) Dr. Ir. Arief Surachman, M.M., Sabtu, 8 Juni 2024.
Arief menjadi pembicara tamu dalanwebinar terkait dengan Panasbumi yang diselenggarakan oleh Program Studi S2 Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada (Unsada)
Baca Juga:
Dukung Hilirisasi Tambang dan Ketahanan Energi, Minergi Media Luncurkan Portal Tambangpost.com
CSA Index Oktober 2024 Naik Jadi 76,09: Penguatan Rupiah dan Penurunan Suku Bunga Pacu Pertumbuhan
KPK Curigai PT Indotan Terkait adanya Aktivitas Tambang Ilegal di dalam Kawasan IUP Milik PT Indotan
Menurut Arif, pnasbumi memiliki lokasi sumber-sumber yang tersebar dan tentunya dapat didekatkan melalui pendekatan perluasan jaringan listrik.
“Teknologi yang dimanfaatkan pada dasarnya ada 3 macam, tergantung dari kualitas panasbumi itu sendiri,” katanya.
Ada yang dimanfaatkan secara langsung, ada yang perlu menggunakan pemindah panas, atau menggunakan sistem Organic Rankine Cycle (ORC).
Ke-tiga sistem ini pada umumnya sering kali digunakan di Indonesia
Baca Juga:
Tanggapi soal Deflasi yang Terjadi Selama 5 Bulan Berturut-turut, Presiden Jokowi: Coba Dicek Betul
Gibran Rakabuming Raka Muncul di Monas, Sambut Langsung Kedatangan Jokowi beserta Ibu Iriana Jokowi
Soal Pembentukan Koalisi KIM Plus, Survei Indikator Sebut Sebanyak 73,3 Persen Publik Sepakat
Mengenai permasalahan yang pada umumnya muncul dalam pengoperasiannya adalah terjadinya scaling.
Scaling ini terbentuk di PLTP, yaitu perubahan fisik dalam variabel proses seperti pH, suhu dan konsentrasi io.
Sehingga dapat menyebabkan banyaknya mineral melebihi batas kelarutan termodinamikanya.
Hal ini dapat menyebabkan terbentuknya kerak mineral pada kolom dan atau pipa, sehingga mengurangi aliran dan pertukaran panas.
Baca Juga:
Tanggapan Mantan Dirut PT Timah Mochtar Riza Pahlevi Tabrani Saat Hakim Cecar Penyebab Tambang Liar
Scaling yang terjadi pada suatu PLTP bisa saja sama atau berbeda dengan PLTP lain.
Sebelumnya, Dr. Ir. As Natio Lasman dari Pascasarjana Unsada dan menyampaikan bahwa Panas bumi telah diperhitungkan untuk turut mendukung dalam pencapaian target Net Zero Emissio (NZE).
Menurutnya, untuk mencapai NZE pada tahun 2060 atau lebih cepat lagi, maka pengembangan pemanfaatan energi baru dan terbarukan menjadi sangat penting.
“Salah satunya lewat panas bumi,” kata As Natio yang juga anggota Dewan Energi Nasional periode III (tahun 2021 – 2025)
Sementara itu Kaprodi Teknik Energi Terbarukan, Dr.Eng. Aep Saepul Uyun, menyampaikan bahwa penyiapan SDM yang bergerak dalam bidang Energi Terbarukan menjadi penting karenanya.
Untuk itu, Universitas Darma Persada telah 13 tahun membuka program studi ini, guna menyongsong pengembangan pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia.
Hingga saat ini kuliah dilakukan secara hybrid guna mengakomodasi para mahasiswa S2 yang telah bekerja.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Harianinvestor.com dan Haibisnis.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Kontenberita.com dan Harianbanten.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.