MINERGI.COM – Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal ledakan yang terjadi di smelter PT ITSS, Morowali, Sulawesi Tengah.
Dia meminta kepada para perusahaan yang mengoperasikan smelter agar memperketat pengawasan.
“Urusan yang di tempat ada pemanasannya itu, ada peleburannya”.
“Itu yang menurut saya paling rawan,” ujar Jokowi kepada wartawan di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu 30 Desember 2023
Baca Juga:
Kemendag Undang Distributor Bahas Kenaikan Harga Minyak Goreng Rakyat MinyaKita di Atas HET
“Paling rawan di situ, jadi harus auditnya, checking-nya harus didobelin, kalau perlu di-triple-in”.
Baca artikel lainnya di sini : 99,7 Persen Polis Jiwasraya Beralih ke IFG Life, Erick Thohir: Penyelamatan Pemegang Polis Jadi Prioritas
“Biar kejadian yang sudah sekali-dua kali tidak terjadi lagi,” sambungnya.
Menurut Jokowi, pengolahan tambang di smelter memang banyak resiko.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Hadiri Pertemuan Pimpinan Negara G20 di Brasil, Disambut Hangat Presiden Brasil
Risiko Geopolitik dan Perlambatan Perekonomian Tiongkok Bayangi Pertumbuhan Ekonomi Global Saat Ini
Bisa Turunkan Harga Rumah untuk Masyarakat, Penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Dia mengaku pernah melihat langsung prosesnya dan menekankan keselamatan harus diutamakan.
Lihat juga konten video, di sini: Presiden Jokowi Angkat Bicara Soal Ledakan yang Terjadi di Smelter PT ITSS, Morowali, Sulawesi Tengah
“Smelter memang pekerjaan yang sangat sulit, tabungnya juga tabung yang sangat besar, pemanasan, pemanasan dengan sangat tinggi,” tuturnya.
“Saya melihat smelter tidak sekali-dua kali, sehingga yang namanya dalam pembangunan dalam pembuatannya memang unsur keselamatan betul-betul harus dinomorsatukan,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kapolda Sulteng Irjen Pol. Agus Nugroho mengungkapkan, kecelakaan kerja PT ITSS terjadi pukul 05.30 WITA pagi, tepatnya di gedung lantai 2 dan lantai 3.
Ia menyebut peristiwa terjadi bermula ketika tim teknis dari PT ITSS akan melakukan perbaikan terhadap salah satu tungku feronito yang ada di lantai 2.
“Namun, pada saat tim teknis melakukan pembongkaran terhadap tungku yang di maksud, terjadi ledakan”.
“Disertai dengan semburan api yang mengakibatkan terjadinya kebakaran gedung PT ITSS,” ujarnya.
Akibat kecelakaan itu, kata Agus, sebanyak 59 karyawan PT ITSS menjadi korban.
Yakni 13 korban meninggal dunia terdiri dari empat korban dari Tenaga Kerja Asing (TKA) dan sembilan korban dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Sebanyak 29 korban mengalami luka berat, 12 korban mengalami luka sedang, serta lima korban mengalami luka ringan.
Agus menyampaikan untuk korban yang meninggal dunia, saat ini masih berada di klinik kawasan PT IMIP.
Sedangkan untuk 29 korban luka berat telah dirujuk dan ditangani oleh RSUD Morowali.
Sementara itu, 12 korban luka sedang masih dalam tahap observasi di klinik kawasan PT IMIP dan lima korban luka ringan telah dipulangkan.***