Bank Terbesar Amerika Serikat, JPMorgan Chase Raup Pendapatan Bersih 18,15 Miliar Dolar AS pada Q2 2024

Avatar photo

- Pewarta

Sabtu, 13 Juli 2024 - 14:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dolar AS. (Pixabay.com/geralt)

Dolar AS. (Pixabay.com/geralt)

MINERGI.COM – Bank terbesar di Amerika Serikat, JPMorgan Chase, membukukan laba kuartal kedua (Q2) 2024 yang lebih baik dari perkiraan berkat keuntungan besar dari saham Visa.

Juga peningkatan biaya perbankan investasi, biaya manajemen aset, dan pendapatan bunga bersih.

JPMorgan Chase meraup pendapatan bersih sebesar 18,15 miliar dolar AS pada Q2 2024 atau meningkat 35 persen dari kuartal sebelumnya dan naik 25 persen dari periode yang sama tahun 2023.

JPMorgan Chase membukukan laba per saham (earnings per share/EPS) yang disesuaikan sebesar 4,26 dolar AS dan pendapatan sebesar 50,99 miliar dolar AS pada kuartal pertama tahun ini.

Angka-angka ini lebih tinggi dari perkiraan para analis yang masing-masing sebesar 4,19 dolar AS per saham dan 49,87 miliar dolar AS, demikian dikutip Harianinvestor.com

Namun demikian, jika pendapatan satu kali (one-time income) terkait saham Visa dikecualikan, JPMorgan Chase akan mengalami penurunan pendapatan bersih pada kuartal tersebut.

JPMorgan Chase mencatatkan keuntungan bersih sebesar 7,9 miliar dolar AS dari konversi saham Visa yang dimilikinya.

Serta 1 miliar dolar AS dari donasi saham Visa untuk mendanai kontribusi awal ke yayasan JPMorgan pada Q2.

Secara khusus, JPMorgan Chase membukukan pendapatan bunga bersih sebesar 22,9 miliar dolar AS pada Q2, naik 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Saat Federal Reserve terus menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga acuan guna mengendalikan inflasi.

JPMorgan Chase mencatatkan biaya perbankan investasi sebesar 2,3 miliar dolar AS pada Q2, melonjak 50 persen (yoy).

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Demikian, menurut rilis yang dikeluarkan oleh raksasa perbankan tersebut, Jumat (12/7/2024).

“Meskipun valuasi pasar dan selisih kredit tampak mencerminkan prospek ekonomi yang relatif baik.”

“Kami tetap waspada terhadap potensi risiko yang mungkin terjadi,” kata Jamie Dimon, yang menjabat chairman sekaligus CEO JPMorgan Chase.

Dimon memperingatkan tentang situasi geopolitik yang kompleks dan berbahaya serta adanya berbagai kekuatan inflasi.

Termasuk defisit fiskal yang besar, kebutuhan infrastruktur, restrukturisasi perdagangan, dan remiliterisasi di dunia..

Dimon menambahkan bahwa inflasi dan suku bunga mungkin akan tetap lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar.

Dan dampak penuh dari pengetatan kuantitatif dalam skala sebesar ini masih belum diketahui.***

Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Bisnispost.com dan Mediaagri.com

Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Saatini.com dan Hallobandung.com

Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)

WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.

Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.

 

Berita Terkait

Pekerja Pembersihan Terpapar Radiasi Tinggi dan Stres, 14 Tahun Pascaledakan PLTN Fukushima
Ladang Minyak dan Gas di Weizhou Ditemukan Perusahaan Minyak Raksasa Tiongkok CNOOC
Presiden AS Donald Trump Beri Waktu Satu Bulan, Chevron Diminta Hentikan Operasi Bisnisnya di Venezuela
Bantah Tudingan Sekongkol dengan Organisasi Kejahatan, Presiden Meksiko akan Balas AS Soal Tarif
Untuk Pertama Kali, Produksi Minyak Mentah dan Gas Alam Tiongkok Lampaui 400 Juta Ton Setara Minyak
Azerbaijan Airlines Bawa Terbang 69 Penumpang Jatuh di Dekat Kota Aktau, Penyebabnya Masih Simpang Siur
Ini Ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump Jika Negara BRICS Gunakan Mata Uang Selain Dollar AS
Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Rabu, 12 Maret 2025 - 11:18 WIB

Pekerja Pembersihan Terpapar Radiasi Tinggi dan Stres, 14 Tahun Pascaledakan PLTN Fukushima

Sabtu, 8 Maret 2025 - 11:59 WIB

Ladang Minyak dan Gas di Weizhou Ditemukan Perusahaan Minyak Raksasa Tiongkok CNOOC

Kamis, 6 Maret 2025 - 09:17 WIB

Presiden AS Donald Trump Beri Waktu Satu Bulan, Chevron Diminta Hentikan Operasi Bisnisnya di Venezuela

Senin, 3 Februari 2025 - 09:07 WIB

Bantah Tudingan Sekongkol dengan Organisasi Kejahatan, Presiden Meksiko akan Balas AS Soal Tarif

Rabu, 29 Januari 2025 - 10:40 WIB

Untuk Pertama Kali, Produksi Minyak Mentah dan Gas Alam Tiongkok Lampaui 400 Juta Ton Setara Minyak

Kamis, 26 Desember 2024 - 14:30 WIB

Azerbaijan Airlines Bawa Terbang 69 Penumpang Jatuh di Dekat Kota Aktau, Penyebabnya Masih Simpang Siur

Senin, 2 Desember 2024 - 13:51 WIB

Ini Ancaman Presiden Amerika Serikat Donald Trump Jika Negara BRICS Gunakan Mata Uang Selain Dollar AS

Selasa, 15 Oktober 2024 - 13:29 WIB

Proyeksi Pertumbuhan Perekonomian Tiongkok pada 2024 dan 2025 Meningkat, Kata Goldman Sachs

Berita Terbaru