MINERGI.COM – Permintaan Batu Bara dari Kalimantan Timur untuk Kebutuhan Dalam Negeri dan Luar Negeri Meeningkat
Permintaan ekspor batu bara dari Kalimantan Timur meningkat berdasarkan kenaikan permintaan dari China dan India.
Akibatnya pertumbuhan ekonomi dari pertambangan subsektor batu bara di Kaltim masih mengalami peningkatan di tahun ini.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur (BI Kaltim) Budi Widihartanto menyampaikan di Samarinda, Rabu (29/5/2024)
Baca Juga:
KNPI Ungkap Alasan Minta Menteri Keuangan Sri Mulyani Batalkan Rencana Kenaikan PPN 12 Persen
Kemendag Undang Distributor Bahas Kenaikan Harga Minyak Goreng Rakyat MinyaKita di Atas HET
“Pertumbuhan ekonomi Kaltim 2024 diperkirakan masih didominasi dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian.”
“Terutama dari batu bara seiring permintaan pasar ekspor yang menguat, terutama permintaan dari China dan India,” kata Budi Widihartanto.
Baca artikel lainnya di sini :
Permintaan batu bara dari China dan India meningkat karena cuaca di kedua negara tersebut yang terlalu panas.
Baca Juga:
Prabowo Subianto Hadiri Pertemuan Pimpinan Negara G20 di Brasil, Disambut Hangat Presiden Brasil
Risiko Geopolitik dan Perlambatan Perekonomian Tiongkok Bayangi Pertumbuhan Ekonomi Global Saat Ini
Sehingga mereka membutuhkan pendingin udara lebih tinggi ketimbang biasanya.
Baca artikel lainnya di sini :
Dampaknya kemudian memerlukan bahan bakar atau sumber energi untuk pasokan listrik lebih banyak.
Di sisi lain, produksi batu bara di kedua negara tersebut yang relatif terbatas juga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sendiri.
Baca Juga:
Bisa Turunkan Harga Rumah untuk Masyarakat, Penghapusan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Tercatat di Kementerian ESDM, Sebanyak 4.634 Izin Usaha Petambangan Mineral dan Batu Bara
Ditambah dengan masih tingginya harga batu bara di pasar dalam negeri India dan China.
Faktor lain dalam perkiraan meningkatnya pertumbuhan batu bara di Kaltim adalah perusahaan tambang mengajukan rencana kerja memproduksi batu bara sebanyak 970 juta ton.
Jauh lebih tinggi dari yang ditargetkan pemerintah di tahun ini yang sebanyak 750 juta ton.
Sementara itu, di luar kebijakan pemerintah tentang Domestic Market Obligation (DMO) 25 persen dari produksi batu bara untuk keperluan dalam negeri, khususnya untuk pembangkit listrik dengan menjual batu bara ke PT PLN.
Berbagai industri dalam negeri pun masih butuh batu bara untuk memenuhi kebutuhan internal perusahaan.
“Masih ada sejumlah industri besar dalam negeri yang membutuhkan batu bara, termasuk berbagai indikator tadi.”.
“Maka kami memperkirakan lapangan usaha batu bara masih punya andil besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim tahun ini,” katanya.
Sementara itu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim pada triwulan 1 – 2024 atas dasar harga berlaku mencapai Rp208,15 triliun.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan sebesar Rp139,02 triliun.
Terdapat lima lapangan usaha yang mendominasi pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut.
Yakni pertambangan dan penggalian dengan andil 39,57 persen, industri pengolahan 18,40 persen, konstruksi 11,46 persen.
Pertanian dalam arti luas 8,51 persen, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan andil 6,79 persen.***